KISAH RATU SABA (QUEEN SABA)
Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa Saba adalah gelar
bagi raja-raja dari Yaman. Ratu Saba adalah salah satunya. Mereka berkuasa di
daerah itu pada waktu seribu tahun sebelum kelahiran Nabi Isa AS. Ratu Saba
menyerahkan seluruh dinastinya ke tangan Nabi Sulaiman AS pada sembilan ratus
lima puluh tahun sebelum kelahiran Nabi Isa AS. Al Qur’an tidak menyebutkan
baik nama sebetulnya dari Ratu Saba maupun bagian mana dari Yaman yang
dikuasainya. Al Qur’an hanya menyebutkan bagian dari cerita itu yang menjadi
petunjuk bagi manusia dan membawa manfaat bagi kemanusiaan. Tetapi, pada
riwayat-riwayat Yahudi Ratu Saba disebut sebagai Bilqis.
Cerita Ratu Saba adalah sebagai berikut: Pasukan
yang terdiri dari manusia, hewan, burung, dan bangsa jin selalu berada di
sekitar Sulaiman AS dan sangat bersemangat untuk melayaninya. Suatu hari
Sulaiman AS sedang memeriksa pasukannya dan melihat bahwa seekor burung bernama
“Hud Hud” tidak hadir. Beliau berkata “Aku tidak melihat Hud Hud disini. Jika
burung itu tidak hadir karena alasan yang tidak tepat, aku akan menghukum atau
menyembelihnya.” Segera Hud Hud muncul dan dengan rendah hati berkata kepada
Sulaiman AS, “Aku datang membawa berita yang sangat penting untukmu yang tidak
kau ketahui sebelumnya.” Hud Hud menambahkan, “Ada seorang Ratu di Yaman. Ia
sangat kaya raya dan kekuasaannya sangat luar biasa. Setan telah membawanya dan
pengikutnya ke jalan yang menyimpang. Mereka memuja matahari, dan bukan Allah
SWT.”
Sulaiman AS berkata, “Aku akan membuktikan
pernyataanmu segera. Kirimkan suratku ini kepadanya, dan kita tunggu reaksi
darinya.” Ratu Saba membaca surat itu begitu sampai kehadapannya. Kemudian ia
berkata kepada penasihatnya, “Surat ini dari Sulaiman AS yang menyatakan ‘Aku
memulai dengan menyebut nama Allah SWT, yang Maha Pemurah dan Penyayang.
Janganlah tunjukkan kesombongan dan kecongkakan kepadaku, dan datanglah
kepadaku sebagai seorang Muslim.’” Ia kemudian berkata kepada penasihatnya,
“Aku selalu meminta nasihatmu dalam hal-hal penting, katakan apa yang harus
kulakukan?” Penasihat menjawab, “Kita tidak perlu khawatir tentang surat ini
karena kita sangat berkuasa.
Tetapi bagaimanapun keputusan terakhir tetap berada
di tanganmu.” Kata Ratu Saba “Walaupun kita sangat berkuasa, kita harus
berhati-hati dalam menghadapi Sulaiman AS. Menurutku, pertama-tama kita harus
menguji berapa besarkah kekuasaannya. Sesungguhnya cara surat ini tiba
dihadapanku mengisyaratkan bahwa kita harus berhati-hati dalam menghadapi
Sulaiman AS. Akan ku kirim utusan untuk membawa hadiah yang mahal. Dengan cara
ini tidak saja kita bisa mengukur kekuasaannya, tapi juga menduga apa yang ada
dalam pikirannya. Aku tidak menyarankan untuk berperang melawannya kalau ia
seorang yang lebih kuat. Penyerang selalu merusak kota yang dikalahkan dan
mempermalukan penduduknya. Kita harus menghindarkan ancaman yang tidak
diharapkan ini.”
Utusan Ratu Saba menyerahkan hadiah-hadiah berharga
itu kepada Sulaiman AS. Sulaiman AS berkata kepada mereka, “Kamu dan Ratumu
sungguh telah menyalah-artikan pesanku. Bawalah kembali barang yang kau sebut
hadiah ini kepada Ratumu karena Allah SWT telah memberiku karunia yang jauh
lebih berharga daripada ini.” Beliau menambahkan, “Ingatkan Ratumu untuk
mematuhi pesanku segera. Kalau ia gagal melaksanakannya, aku akan tiba dengan
pasukanku. Kalian tidak akan bisa melawan pasukanku. Kami akan mengusir kalian
dari kotamu dan mempermalukan kamu sekalian.”
Utusan itu menyampaikan peringatan Sulaiman AS itu
kepada Ratunya dan memberitahunya tentang kebesaran kekuasaan Sulaiman AS
karena ia menguasai baik manusia, burung, hewan, maupun bangsa jin. Ratu Saba
menyimpulkan bahwa berperang melawan Sulaiman AS adalah sama saja dengan mengundang
kehancuran dirinya. Ia memutuskan untuk menyerah kepada Sulaiman AS. Ketika ia
bergerak memulai perjalanannya menemui Sulaiman AS, Allah SWT memberitahu
Sulaiman AS tentang hal ini dengan menurunkan wahyu kepadanya.
Sulaiman AS memerintahkan pembantu-pembantunya, “Aku mau singgasana Ratu Saba dipindah kesini sebelum ia tiba ke kerajaanku. Siapa yang akan melakukan pekerjaan ini.” Seorang jin yang sangat kuat dan cerdik berkata, “Aku bisa membawa singgasananya kesini sebelum petang tiba.” Seorang yang berpengetahuan luas dalam kitab berkata, “Aku bisa membawanya kesini dalam sekejap mata.” Ketika Sulaiman AS menengok, ternyata singgasana itu telah tiba di istananya. Sulaiman AS dengan rendah hati mengucapkan terimakasihnya kepada Allah SWT atas segala karuniaNya, termasuk dengan dipindahkannya singgasana dalam sekejap saja. Para Nabi tidak menjadi sombong karena peristiwa-peristiwa seperti ini. Mereka bahkan semakin merendahkan dirinya kepada Allah SWT.
Sulaiman AS memerintahkan pembantu-pembantunya, “Aku mau singgasana Ratu Saba dipindah kesini sebelum ia tiba ke kerajaanku. Siapa yang akan melakukan pekerjaan ini.” Seorang jin yang sangat kuat dan cerdik berkata, “Aku bisa membawa singgasananya kesini sebelum petang tiba.” Seorang yang berpengetahuan luas dalam kitab berkata, “Aku bisa membawanya kesini dalam sekejap mata.” Ketika Sulaiman AS menengok, ternyata singgasana itu telah tiba di istananya. Sulaiman AS dengan rendah hati mengucapkan terimakasihnya kepada Allah SWT atas segala karuniaNya, termasuk dengan dipindahkannya singgasana dalam sekejap saja. Para Nabi tidak menjadi sombong karena peristiwa-peristiwa seperti ini. Mereka bahkan semakin merendahkan dirinya kepada Allah SWT.
Sulaiman AS kemudian memerintahkan untuk sedikit merubah
penampilan singgasana Ratu Saba untuk menguji kecerdasannya. Ratu Saba tiba di
istana Sulaiman AS dan beliau bertanya kepada nya, “Apakah ini singgasanamu?”
Ia melihat dan berkata, “Kelihatan seperti singgasana milikku.” Kemudian ia
menambahkan, “Aku telah cukup mengetahui tentang kekuatan dan kebesaranmu yang
luar biasa, tetapi kejadian memindahkan singgasanaku kesini menambah bukti
keunggulanmu. Aku dengan rendah hati menyerah kepadamu.” Dengan cara ini ia
mengira telah memenuhi seluruh permintaan Sulaiman AS dalam suratnya.
Sulaiman AS sangat cerdik. Ia menggunakan cara lain
untuk memperlihatkan ke-Maha-Kuasaan Allah SWT kepada Ratu Saba. Sulaiman AS
memerintahkan bangsa jin untuk membuat sebuah istana yang luar biasa indah.
Lantai dan balairungnya terbuat dari kaca tembus cahaya. Sebuah kolam air juga
dibuat didekatnya. Dengan kehebatan pembangunan istana ini, terlihat seolah air
dari kolam tersebut mengalir ke balairung. Ratu Saba diminta untuk menginap di
istana tersebut. Ketika ia memasuki istana, ia menyingsingkan pakaian dekat
kaki sehingga terlihat betisnya. Sulaiman AS berkata kepadanya, “Itu bukan air
yang mengalir, melainkan hanya permukaan kaca.” Pada waktu itu Ratu Saba
meyakini bahwa segala kelebihan ini telah dilimpahkan kepada Sulaiman AS oleh
Penguasa Tertinggi. Ia bersaksi, “Aku menyerah bersama Sulaiman AS kepada
Pencipta Sekalian Alam.” Oleh karena itu ia menjadi seorang Muslimah. Inilah
tujuan utama dalam surat Sulaiman AS kepadanya. Ia juga membawa seluruh
dinastinya yang besar di bawah kekuasaan Sulaiman AS.
Beberapa ulama meriwayatkan bahwa ia menikah dengan
Sulaiman AS walaupun Al Qur’an dan Hadits tidak menyebutkannya.
Allah SWT telah menjelaskan cerita Ratu Saba dengan
sangat tepat di dalam surat An Naml 20 – 44
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata:
"Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir.
Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau
benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan
alasan yang terang". Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia
berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan
kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini,
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia
dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati
dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan
mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari
jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, agar mereka tidak
menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan
Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah,
tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai `Arsy yang
besar". Berkata Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah
kamu termasuk orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini,
lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu
perhatikanlah apa yang mereka bicarakan"
Berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar,
sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.
Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan
sesungguhnya (isi) nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan
datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri". Berkata dia
(Balqis): "Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini)
aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis
(ku)". Mereka menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki
kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan
keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu
perintahkan". Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki
suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang
mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya
aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan)
menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu.
Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman,
Sulaiman berkata: "Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? maka apa
yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya
kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka
sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa
melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan
terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina".
Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar,
siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum
mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". Berkata
`Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu;
sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman
melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk
kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
ni`mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". Dia berkata: "Robahlah baginya
singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia
mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal (nya)". Dan
ketika
Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya:
"Serupa inikah singgasanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan
singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami
adalah orang-orang yang berserah diri".
Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah,
mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya
termasuk orang-orang yang kafir.
Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam
istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air
yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman:
"Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca". Berkatalah
Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku
dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".
Semua ulama sependapat bahwa surat dari Sulaiman AS
kepada Ratu Saba adalah sangat unik di dalam sejarah kemanusiaan. Sulaiman AS
dengan tegas telah menyebutkan tentang kebesaran Allah SWT, bersamaan dengan
perkenalan dirinya. Ia juga memperingatkan Ratu Saba agar tidak memamerkan
kekuasaannya, dan kemudian memerintahkan agar dia menyerah dibawah
kekuasaannya. Bahkan perintah terakhir adalah yang paling jelas. Ia
memerintahkan Ratu Saba untuk menyerahkan dirinya kepada Allah SWT dan datang
ke istananya sebagai seorang Muslim. Tidak ada manusia manapun yang sanggup menulis
surat yang demikian singkat, komprehensif, dan jelas. Surat ini juga adalah
mukjizat yang lain dari Sulaiman AS.
Sesungguhnya Allah SWT mengkaruniakan kekuasaan,
kebijaksanaan, dan kerendahan hati kepada siapapun yang dipilihNya.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Komentar dengan bahasa yang santun dan dapat dipertanggung jawabkan...Haturnuhun.
D.A.H.R