APA ITU BIDARA?? MENGENAL BUAH SURGA..
Buah Bidara, buahnya surga. Jika
anda pernah mengarungi masa kecil di pulau Sumbawa, maka romantisme masa lalu
tidak akan lekang meskipun sudah puluhan tahun meninggalkan pulau bertuah ini.
“Siapa
yang bawa Goal ( Bidara )?” Tanya sekelompok komunitas Sumbawa di Jakarta yang
kebetulan mengadakan pertemuan kecil.
“Sudah
puluhan tahun saya tidak pernah mencicipi buah goal ini,” celetuk seorang ibu
yang sudah puluhan tahun tinggal di Jakarta.
Romantisme
ini wajar kembali tergambarkan, mengingat masa kecil di Sumbawa hampir dihiasai
dengan kenangan manis yang salah satunya berburu buah bidaral saat musim tiba.
Masyarakat sumbawa menyebut pohon berduri ini dengan sebutan GOAL.
Buah
Goal dalam bahasa Indonesia dinamakan Buah Bidara atau dalam bahasa latinnya
disebut ziziphus mauritiana. Bidara (ziziphus
mauritiana) ialah tumbuhan hutan yang hampir tumbuh diseluruh wilayah
Sumbawa. Dengan ukuran tinggi antara 2 – 6 Meter, pohon bidara akan berbuah
lebat saat musim tiba. Khusus di pulau Sumbawa tanaman bidara biasanya berbuah
menjelang bulan Suci Ramadhan. Saat inilah perburuan buah bidara dilakukan.
Hampir setiap bukit dan hamparan Savana yang kering pohon bidara tumbuh bahkan
menjadi satu-satunya tanaman yang bisa bertahan dilahan yang tandus. Ciri khas
pohon bidara berdaun bulat kecil, ukurannya lebih lebar dari daun kelor,
pohonnya sangat keras namun rantingnya dipenuhi dengan duri.
Jika
mata memandang sepanjang pintu gerbang pelabuhan Poto Tano Kabupaten Sumbawa
Barat, dibukit yang gersang hanya ada dua buah pohon yang masih bertahan yakni
pohon bidara dan asam jawa. Sepanjang perjalanan dari Poto Tano sampai dengan
ujung timur pulau Sumbawa yang terletak di Kabupaten Bima pohon bidara masih
mendominasi.
Tanaman
bidara merupakan tanaman eksotik yang konon hanya bisa tumbuh sumbur di pulau
Sumbawa, didaerah lain boleh dibilang keberadaan tanaman bidara sangat nihil.
Sejarah
keberadaan tanaman bidara di Sumbawa tidak terdokumentasi namun benang merah
keberadaan bidara bisa diurutkan dari mana asal muasal tanaman ini berada.
Dari
sejarah yang tertulis ternyata buah Bidara ini merupakan buah yang pertama kali
dimakan Nabi Adam Alaihi salam. Dalam Algur’an buah bidara dinamakan Shidr.
Dalam surat al-waqiah 28. disebutkan “ Berada di tengah-tengah pohon bidara
yang tidak berduri.” Bagi "golongan kanan," keadaan bahagia yang
mereka alami di dunia ini tercermin di akhirat nanti. Sidr adalah pohon bidara,
di akhirat. Pohon itu tidak memiliki duri, karena segala sesuatu di akhirat
akan berada dalam bentuknya yang paling murni. Wanita akan tetap selamanya
perawan, dan selamanya hidup. Segala sesuatu berada dalam bentuknya yang
sempurna, termurni, dan terbaik. Duri adalah sesuatu yang tidak menyenangkan
dan, karena itu, tidak ada dalam surga di akhirat. Tidak ada sesuatu pun yang
bisa melukai penghuni surga itu.
Ditanah
Arab, Buah Bidara dapat dijumpai dipasar-pasar setempat bahkan keberadaan
tanaman bidara disana menjadi pendukung perbedaan khasiat madu. Madu Arab
terkenal dimana-mana, salah satu factor kunci makanan lebah penghasil madu di
Arab yakni keberadaan pohon Kurma dan Pohon Bidara. Tanaman bidara banyak pula
tumbuh di daerah Kasmir , sebuah wilayah di Pegunungan Himalaya, yang terbelah
diantara India dan Pakistan. Selain Madu Arab dikenal pula ada juga MADU KASHMIR yang
banyak dikonsumsi dan menjadi favorit masyarakat di Arab Saudi dan bahkan
menyebar keseluruh dunia.
Boleh
jadi keberadaan tanaman Bidara di Pulau Sumbawa juga disebabkan oleh kedatangan
orang-orang arab yang memang sejak lama sudah menginjak kakinya di pulau
Sumbawa.
Di
Sumbawa, buah bidaral bukanlah buah yang dikomersilkan secara luas, pasalnya
saat musim berbuah tiba semua orang bisa memetik buah bidara yang pohonnya juga
menghisasi jalan-jalan sepanjang Sumbawa dari wilayah Timur sampai Barat. Namun
jika malas berburu buah bidara, keberadaannya bisa juga didapatkan
dipasar-pasar tradisional setempat. Harga satu mangkuk saat musim berbuah
berkisar antara Rp.500 – 1000, namun diluar musim berbuah, harga buah bidara
melonjak menjadi Rp.2000.
Rasa
buah bidara umumnya pahit asam manis, disaat buah berwarna hijau maka umumnya
rasa buah bidara pahit keasaman. Warna ranum kuning kemerahan dan kecoklatan
bisa dipastikan buah goal tersebut akan terasa manis, namun sentuhan asam masih
tetap ada. Bentuknya menyerupai anggur namun kulitnya tidak sekeras anggur.
Ditengah daging yang empuk dan lembek terdapat biji yang cukup kasar. Konon
biji bidara ini bisa dijadikan bahan dasar kosmetik untuk menghaluskan kulit.
Buah
bidara yang menjadi favorit masyarakat Sumbawa yakni yang berjenis buah bidara
besar atau masyarakat menyebutnya goal gayong. Bentuk buah bidara ini lebih
besar dibandingkan dengan bidara lainnya. Ukuran goal gayong ini sebesar
kelereng bahkan rata-rata sebesar buah lengkeng yang terbesar. Akan membuat
lidah bergoyang jika buah bidara ini dimakan menggunakan sambal garam. Buah
yang warna hijau ditambah dengan sambal garam yang cukup pedas dipastikan
kenikmatan itu tidak akan hilang begitu saja.
Secara
umum buah bidara bermanfaat untuk menguatkan kecerdasan otak, memperlancar
makanan di usus, Menghilangkan penyakit kuning, menghaluskan kulit,
meningkatkan selera makan, menghilangkan dahak, serta menyembuhkan penyakit
lambat haid.
Dalam
masyarakat Sumbawa ternyata keberadaan pohon bidara juga menyentuh dunia
mistik. Daun bidara dipercaya dapat mengusir setan atau mengembalikan kesadaran
orang yang terkena sihir. Bahkan orang tua dulu memanfaatkan daun bidara untuk
memandikan mayat jika mulut mayat tersebut tidak bisa tertutup rapat. Alhasil
setelah dimandikan dengan daun bidara maka mulut mayat akan tertutup rapat.
Mengapa
Bidara Harus tetap di Lestarikan Selama ini masyarakat bahkan Pemerintah Daerah
di pulau Sumbawa belum menyadari bahwa keberadaan pohon bidara merupakan factor
pembeda khasiat madu Sumbawa. Pulau Sumbawa terkenal sebagai salah satu
penghasil madu terbaik di Indonesia bahkan boleh dibilang kualitas madu Sumbawa
menyamai kualitas madu Arab.
Faktor
kunci tingginya kualitas madu sumbawa tak lain adalah makanan lebah sumbawa
yakni bunga pohon bidara. Pohon Bidara dengan jumlah arel luas hanya tumbuh di
Sumbawa. Pohon Bidara tidak memerlukan perawatan khusus, dimana ada lahan
kosong dan ada biji bidara yang tidak sengaja dijatuhkan, dipastikan pohon
bidara akan tumbuh.
Secara
komersial buah bidara belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat
Sumbawa. Buah bidara baru perjual belikan saat musim berbuah tiba, selebihnya
penikmat buah bidara tidak akan menjumpai buah bidara tersebut diluar musim
berbuah. Buah bidara sebenarnya bisa menjadi buah khas Sumbawa jika bisa dimanfaatkan
dengan pengolahan. Buah Bidara bisa diolah menjadi asinan dan manisan. Sudah
tentu jika sudah diolah maka ketahanan bidara bisa berbulan-bulan. Daerah lain
tidak memiliki buah bidara, maka sudah tentu buah ini akan menjadi buah eksotik
yang merupakan cirri khas pulau Sumbawa.***
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Komentar dengan bahasa yang santun dan dapat dipertanggung jawabkan...Haturnuhun.
D.A.H.R